Powered By Blogger

Pengikut

My Blog: DUNIA KITA

Welcome for you.........

You will feel smart if you read the articel


thanks because you come to my blog.........

Label

Cari Blog Ini

KEKUATAN

KEKUATAN
Lakukan yang kamu bisa

Sabtu, 28 Agustus 2010

Kuman Super dan Gen Baru Kebal Antibiotik
Fatmah Afrianty Gobel
|  14 Agustus 2010  |  13:41
95
5
2 dari 2 Kompasianer menilai Bermanfaat.
Illustrasi
Illustrasi
Laporan ilmuan dalam jurnal The Lancet Infectious Diseases pada hari Rabu berhasil melacak sebuah kuman super yang resisten terhadap anti biotik mana pun yang disebut NDM-1 (New Delhi Metallo-beta-laktamase). Kuman super tersebut resisten terhadap hampir semua antibiotik yang dikenal dan telah ditemukan pada pasien dirawat di rumah sakit India. NDM-1 (New Delhi Metallo-beta-laktamase), adalah gen dibawa oleh bakteri yang menyebabkan masalah lambung, memasuki aliran darah dan dapat menyebabkan kegagalan organ multiple menimbulkan kematian. Sementara Rumah Sakit di India juga melayani bedah kosmetik untuk Eropa dan Amerika, dan kemungkinan bakteri berasal dari itu dan akan menyebar di seluruh dunia (Fajar, Kamis 12/08/2010).
Peneliti utama Timothy Walsh dari departemen kekebalan, infeksi dan biokimia, departemen kedokteran, peneliti dari Universitas Cardiff mengatakan bakteri super tersebut tampaknya sudah menyebar luas di India. Bakteri tersebut juga tampak pada pasien-pasien di Amerika, Kanada, Australia, Belanda, Swedia dan Bangladesh. Gen NDM-1 itu pertama kali diidentifikasi, pada 2009, dalam dua jenis bakteri, yaitu Klebsiella pneumoniae, Escherichia coli, dari pasien asal Swedia yang pernah menjalani perawatan kesehatan pada sebuah rumah sakit di India oleh Timothy Walsh (profesor mikrobiologi Universitas Cardiff).
Timotius Walsh juga berusaha untuk memeriksa apakah NDM-1 memproduksi bakteri merata di Asia Selatan dan Britania. Mereka telah mengidentifikasi bakteri ini pada 37 orang yang kembali ke Inggris, setelah menjalani pembedahan di India dan Pakistan. Gen ini mengubah bakteri, dengan membuat bakteri kebal terhadap hampir semua bentuk pengobatan, termasuk sekumpulan antibiotik terakhir dikenal sebagai carbapenems. Gen yang ditemukan dalam bakteri e-coli, sejenis kuman di usus yang biasa terkait dengan infeksi saluran kemih, dan menurut para ilmuwan dapat dengan mudah berubah dari satu bakteri menjadi bakteri lainnya.
Studi yang dimuat pada jurnal The Lancet Infectious Diseases dilakukan juga oleh Kumarasamy Chennai yang berbasis di Karthikeyan, dalam rangka mendapatkan gelar PhD pada University of Madras dan berbasis di Inggris. Kumarasamy Toi melihat kuman tersebut di sebagian besar rumah sakit di Chennai dan Haryana dan memperkirakan bahwa prevalensi infeksi ini akan setinggi 1,5 persen. Kumarasamy Toi juga menemukan super ini pada 44 pasien di Chennai, dan 26 di Haryana, selain 37 di Inggris dan 73 di tempat lain di seluruh India, Pakistan dan Bangaladesh.
Lebih lanjut Kumarasamy menulis bahwa kuman super memiliki potensi untuk disalin dan dipindahkan di antara bakteri, yang memungkinkan untuk menyebar dengan cepat. Jika itu telah menyebar sulit untuk mengobati infeksi bakteri. Yang membuatnya lebih berbahaya karena kemampuannya untuk melompat di spesies bakteri yang berbeda. Sejauh ini, telah ditemukan dalam dua bakteri sering terlihat, coli E dan K pneumoniae. Sementara Dr David Livermore, peneliti Inggris Health Protection Agency kepada BBC, mengatakan ada sejumlah kasus di Inggris dan telah menyebar sangat luas, namun sejauh ini sejumlah besar kasus tampaknya terkait dengan perjalanan dan perawatan rumah sakit di India.
Wall Street Journal juga pernah melaporkan bahwa di Amerika Serikat kasus NDM-1 juga telah diidentifikasi antara bulan Januari dan Juni lalu. Menurut  Centers for Disease Control and Prevention (Pusat pengawasan pencegahan penyakit Amerika) para pasien ini sebelumnya telah menjalani perawatan medis di India. Dr Alexander Kallen dari Centers for Disease Control and Prevention AS di Atlanta dalam wawancara telepon seperti dikutip dari Yahoo, telah terjadi tiga kasus di AS di mana semua pasien menerima perawatan medis di India, negara di mana sering jadi rujukan berobat. NDM-1 membuat bakteri sangat resisten terhadap hampir semua antibiotic, termasuk carbapenems. Para ahli mengatakan tidak ada obat baru untuk mengatasinya.
NDM-1 dapat ditemukan dalam struktur DNA yang disebut plasmid, dan dapat dengan mudah digandakan, dan berpindah antar bakteri, membuat bakteri baru itu sangat potensial untuk menyebar dengan cepat. Para ahli kedokteran menyebutkan hanya ada dua obat dapat bertahan terhadap infeksi carbapenem yaitu colistin dan Pfizer Tygacil. Ancaman yang meningkat memaksa pembuat obat besar mengembangkan antibiotik baru, termasuk Pfizer, Merck, AstraZeneca, GlaxoSmithKline dan Novartis. Meski diakui, kecil kemungkinan akan ada antibiotik baru yang tersedia, setidaknya hingga 10 tahun kedepan.
Pasca pengenalan antibiotik penisilin pertama pada dekade 1940-an, kini bakteri menjadi resistens sehingga mendorong peneliti mengembangkan generasi baru antibiotik. Akibat penggunaan yang berlebihan dan penyalahgunaan terhadap antibiotik memicu munculnya resistansi semacam “bakteri super” atau “kuman super”. Seperti halnya Staphylococcus Aureus yang resisten terhadap Methicillin atau MRSA.
Respon India
Temuan ilmuwan Inggris tersebut dibantah oleh Dr VM Katoch, direktur ICMR (Dewan Penelitian Medis India). Menurut Dewan Penelitian Medis India yang fokus pada kebijakan pengendalian infeksi di rumah sakit India, jurnal laporan tersebut dianggap bias dan itu adalah suatu usaha untuk menjatuhkan pamor bedah plastik India karena dianggap telah merebut pasien negara-negara barat. Infeksi tersebut dapat menyebar dari setiap bagian dari dunia. Ini tidak adil untuk mengatakan itu berasal dari India.
Pemerintah India membantah klaim ilmuwan Inggris, bahwa bakteri superbaru yang resisten terhadap antibiotik paling kuat telah menyebar dari India ke Inggris. Kementerian kesehatan India mengatakan, tidak adil mengaitkan bakteri super itu dengan India dan menuduh ilmuan Inggris melakukan propaganda yang berbahaya. Sejumlah anggota parlemen India menyebut klaim itu sebagai konspirasi.
Sedang Dr Dilip Mathai, kepala departemen penyakit dalam, pada Christian Medical College, Vellore mengatakan bahwa India tidak memiliki kebijakan antibiotik, pengendalian infeksi dan pendaftar untuk infeksi yang didapat di rumah sakit. Tidak ilmiah menuduh India menjadi sumber kuman super. Untuk waktu yang lama, India telah melihat Extended Spectrum Beta-laktamase (ESBL), yaitu enzim yang telah mengembangkan resistensi terhadap antibiotik seperti penisilin. ESBL enzim yang paling sering diproduksi oleh dua bakteri - coli E dan K pneumoniae, dua bakteri di mana super baru telah ditemukan.
Penyakit Akibat Globalisasi
Ahli kesehatan masyarakat mengatakan globalisasi telah memungkinkan bakteri menyebar dengan cepat di seluruh dunia dan India, sebagai pusat kesehatan, harus diarahkan untuk tantangan itu. Selama ini India menyediakan bedah kosmetik untuk orang Eropa dan Amerika, dan diduga kemungkinan besar NDM-1 akan menyebar di seluruh dunia.
Bakteri “super” atau superbug ini diperkirakan telah menyebar di rumah sakit Inggris, dan diprediksi akan menjadi masalah besar dalam bidang kesehatan di seluruh dunia. Seorang ilmuwan Inggris menyebutkan bakteri ini tersebar akibat ulah para “wisatawan” medis yang kerap melakukan operasi plastik untuk kecantikan di negara tersebut. Bakteri ini telah terdeteksi di Amerika Serikat, Kanada, Australia, Turki, Cina, Belanda dan Swedia, selain di Inggeris sendiri.
Pencegahan dari potensi terjangkit bakteri ini tak lain adalah mempertimbangkan untuk melakukan perjalanan ke wilayah-wilayah yang telah dijangkiti bakteri superbug NDM-1 seperti negara-negara yang telah disebut diatas. Pencegahan berikutnya adalah mengurangi penggunaan antibiotika yang berlebihan agar bakteri superbug lainnya tidak muncul serta menjaga daya tahan tubuh dengan makan makanan bergizi. Istrihat yang cukup dan olahraga adalah bentuk pencegahan yang ringan selain menjaga keberhsihan lingkungan atau higiena sanitasi lingkungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar